Meneruskan adegan Abdullah bin Massoud yang membaca surat Ar-rahman dengan suara keras di depan orang-orang Quraisy. Abu Jahal dan para petinggi Quraisy mendengar dari tempat perkumpulan mereka, lalu Abu Jahal menghampiri Abdullah dan mencambuknya. Jika kaum muslimin dicambuk atau dicacri mereka hanya pasrah atau melempar salam damai kepada mereka-mereka yang menyakitinya. Umar ra tidak tega, melihat adegan itu dia pergi mengunjungi rumah Fatima, adiknya.
Dihari lain umat muslimin terus mencoba untuk berdakwah secara terang-terangan, Rasulullah sering melaksanakan solat di depan Ka’bah. Sampai suatu ketika, Rasulullah melakukan solat di dekat Ka’bah dan Abu Jahal melihatnya. Saat itu Abu Jahal memanggil para petinggi Quraisy untuk tidak tinggal diam dan harus memberi pelajaran kepada Rasul. Tetapi saat itu, Abu Bakr ra menjaga disamping Rasulullah yang sedang solat. Abu Bakr ra mencegah Abu Jahal yang mendekat ingin melucuti Rasulullah. Akhirnya, Abu Bakr ra lah yang disiksa sampai pingsan. Ketika Abu Bakr ra sadar, kalimat yang diucapkannya adalah menanyakan kabar Rasulullah, beliau khawatir akan keadaan Rasulullah. Setelah sedikit membaik, Abu Bakr ra meminta diantarkan ke tempat Rasul berada,yaitu di rumah Al-Aqram.
Petinggi-petinggi makin jengkel terhadap kaum muslimin, mereka mendapat kecaman dari keluarga mereka yang sudah masuk Islam atas tindakan yang keji terhadap umat Islam. Keadaan Mekah kacau, beberapa orang menilai tindakan Abu Jahal dan kawan-kawannya salah tetapi mereka juga belum mau meninggalkan agama nenek moyang mereka. Sampai pada adegan Umar ra yang bertemu dengan Abdullah Bin Suhail, saat itu tengah malam Abdullah duduk termenung. Ketika Umar ra bertanya sedang apa dia berdiam sendiri, Abdullah menjawab,
“Siapapun bisa hidup dengan dua hati, Ya Umar, satu untuk dirinya sendiri satu untuk orang lain. Tapi haruskah kita mematuhi nenek moyang kita dan tidak mengikuti kata hati kita sendiri?”.Lalu Umar ra memberi jawaban, jawaban yang sangat masuk akal, kurang lebih seperti ini,
“Kamu sedang memikirkan Islam? Jika kamu berpikir Islam adalah keyakinanmu,maka lakukan dan terima semua konsekuensinya. Biarpun hal itu menjadikan kita musuh, tetapi aku akan kagum padamu. Namun jika kamu memilih agama nenek moyang yang bukan keyakinanmu dan kamu terpaksa melakukannya, maka kamu adalah temanku tetapi aku akan melihatmu dengan penghinaan.”Setelah pembicaraan singkat itu, Abdullah mengakui dirinya memeluk Islam dihadapan bapaknya, Suhail Bin Amr. Sedangkan saudaranya Abu Jandal, masih belum memasuki Islam dengan alasan mungkin suatu saat nanti akan berubah, karena kita tidak akan tahu bagaimana masa depan.
Umat muslim semakin sering diperlakukan tidak adil di Mekah saat itu, lalu sebagian dari umat muslim berhijah ke Habasyah, di sana ada raja yang sangat adil, yang bisa menerima mereka dengan baik. Tetapi berkat perlindungan dari kaum Bani Hasyim, Rasulullah dan beberapa sahabat masih tetap berada di Mekah. Melihat hijrahnya umat muslim, petinggi Quraisy tetap tidak bisa tinggal diam, Utbah berencana untuk mengutus orang ke Habasyah, menemui raja Najashyi dan menghasut agar raja mengembalikan seluruh umat muslim ke Mekah.
#Kesimpulan
Beberapa hal yang dapat diambil pelajaran dari episode ini:- Hanya Allah-lah yang memiliki hati kita, Allah-lah yang bisa membolak-balikan hati. Sama seperti yang dikatakan Abu Jandal. Dan masuknya Abdullah ke Islam itupun pasti sudah kehendak Allah.
- Yakinlah pada apa menurut kalian baik dan terima semua konsekuensinya.
- Jika Islam sudah mendarah daging, maka hanya pada Allah-lah tempat untuk berserah diri dan bersandar.
- Bersabarlah, seperti yang dikatakan raja Najashyi kepada umat muslim yang hijrah, meminta perlindungan ke Habasyah.
Saya bukan ahli agama, jadi tulisan saya ini menjadi pengingat juga bagi diri saya pribadi. Semoga penceritaan kembali tentang serial Omar episode 7 ini bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar