AL-WALID BIN AL-MUGHIRAH |
Ibnu lshaq berkata, “Kemudian beberapa orang dari Quraisy mengadakan pertemuan dengan Al-Walid bin Al-Mughirah pada saat musim haji telah tiba. Al-Walid bin Al-Mughirah adalah tokoh yang mereka tuakan. Di pertemuan tersebut, Al-Walid bin Al-Mughirah berkata kepada mereka,
‘Hai orang-orang Quraisy, musim haji telah tiba dan rombongan orang-orang Arab akan berdatangan ke tempat kalian dan mereka telah mendengar persoalan sahabat kalian ini (Muhammad). Oleh karena itu, hendaklah kalian satu pendapat, jangan berselisih, jangan sebagian mendustakan sebagian lain, dan ucapan sebagian ditolak sebagian lain.’
Mereka berkata, ‘Engkau wahai Abu Abdu Syams, silahkan bicara dan berikan pendapatmu, niscaya pendapat itu pula yang kita ucapkan.’
Al-Walid bin Al-Mughirah berkata, ‘Justru silahkan kalian bicara, niscaya aku dengar ucapan kalian.’ Mereka berkata, ‘Kita katakan Muhammad sebagai dukun.’
Al-Walid bin Al-Mughirah berkata, ‘Demi Allah, ia bukan dukun. Kita sudah mengetahui para dukun; ucapan khasnya (yang bisa dipahami atau tidak bisa dipahami) dan sajaknya.’
Mereka berkata, ‘Kita katakan dia orang gila.’
Al-Walid bin Al-Mughirah berkata, ‘Tidak, ia bukan orang gila. Sungguh, kita sudah mengetahui orang gila, dan mengenal kekusutannya, kekacauan, dan keragu-raguan yang ada padanya.’
Mereka berkata, ‘Kita katakan dia penyair.’
Al-Walid bin Al-Mughirah berkata, ‘Ia bukan penyair, karena kita telah mengetahui semua bentuk syair dan ucapannya bukan termasuk syair’
Mereka berkata, ‘Kita katakan dia penyihir.’
Al-Walid bin Al-Mughirah berkata, ‘Tidak, ia bukan penyihir, karena kita sudah mengetahui penyihir; tiupannya dan tali temalinya.’
Mereka berkata, ‘Kalau begitu, bagaimana pendapatmu wahai Abu Abdu Syams?’
Al-Walid bin Al-Mughirah berkata, ‘Demi Allah, sesungguhnya ucapan Muhammad itu manis, akarnya harum, dan ranting-rantingnya matang. Jika kalian berkata seperti di atas, maka bisa disimpulkan bahwa perkataan kalian adalah batil. Sesungguhnya perkataan kalian yang paling tepat tentang dia ialah, hendaklah kalian mengatakan dia penyihir. Ia membawa sihir yang memisahkan orang dengan ayahnya, orang dengan saudaranya, orang dengan istrinya, dan orang dengan keluarganya. Mereka bercerai berai karena ulah sihirnya.’
Setelah itu, orang-orang Quraisy duduk di jalan-jalan umum ketika orang-orang Arab berdatangan ke Makkah pada musim haji. Tidak ada seorang pun yang berjalan melewati mereka, melainkan mereka memperingatkan perihal Muhammad kepadanya, dan menjelaskan persoalan Muhammad kepadanya.
Kemudian Allah Ta’ala menurunkan ayat tentang Al-Walid bin Al-Mughirah,
“Biarkanlah Aku bertindak terhadap orang yang Aku telah menciptakannya sendirian. Dan Aku jadika baginya harta benda yang banyak. Dan anak-anak yang selalu bersama dia. Dan Aku lapangkan baginya dan kekuasaan) dengan selapang-lapangnya. Kemuian dia ingin sekali supaya Aku menambahnya. Sekali-kali tidak (akan Aku tambah), karena sesungguhnya dia menentang ayat-ayat Kami (A Qur’ an). ‘(Al-Muddatstsir: 11-16).
Ibnu lshaq berkata, “Allah Ta’ala juga menurunkan ayat,
“Aku akan membebaninya mendaki pendakian yang melelahkan. Sesungguhnya dia telah memikirkan dan menetapkan (apa yang ditetapkannya). Maka celakalah dia! Bagaimanakah dia menetapkan? Kemuadian celakalah dia! Bagaimanakah dia menetapkan? Kemudian dia memikirkan. Sesudah itu dia bermasam muka dan merengut. ” (Al-Muddatstsir: 17-22). (sy42-Ibn Hisyam 1: 226-227)
ALLAHU AKBAR
BalasHapus