Sabtu, 30 Maret 2013

Serial Omar (Umar Bin Khattab) Episode 2


Di episode ini, Abu Bakar Ashidiq ra (selanjutnya disingkat Abu Bakar ra) tidak lagi berkumpul dengan petinggi Quraisy. Beliau adalah sahabat nabi Muhammad SAW yang paling dekat, dan tentu setelah nabi mendapat wahyu mengenai Islam Abu Bakar juga ikut masuk Islam. Beliau merahasiakan dari petinggi-petinggi Quraisy penyembah berhala dan hanya memberi tahu Usman Bin Affan ra (Usman ra).
Ditempat lain, Ali bin Abi Thalib (Ali ra) kecil berlari ke rumah ayahnya, Abu Thalib, untuk memberitahukan bahwa Muhammad sepupunya adalah Nabi, seorang Rasul (utusan Allah). Karena Rasul dikenal sebagai orang yang jujur, selalu berkata benar, maka Abu Thalib menginginkan Ali ra untuk mengikuti kata-katanya dan menjaganya.

Mulai episode ini, petinggi-petinggi Quraisy tahu akan berita tentang kenabian Muhammad dan agama baru yang dibawanya atas perintah Allah melalui malaikat Jibril. Mereka berdiskusi untuk melawan Nabi Muhammad SAW karena beliau telah menolak agama nenek moyang mereka.

Setelah 3 tahun diutusnya Nabi, kaum muslimin yang jumlahnya makin banyak mulai terang-terangan menampakan diri sebagai orang Islam dengan melakukan solat diatas bukit. Dan hal ini memicu Abu Sufyan untuk mengajak petinggi Quraisy agar cepat melawan Rasulullah dan pengikutnya.

Dalam episode ini, jelas sekali bahwa orang-orang Arab sangat bangga akan keArabannya dan mengedepankan asal atau keturunannya. Biarpun dia budak yang telah dibebaskan, oleh orang Quraisy akan tetap diperlakukan seperti budak dan diungkit-ungkit darimana asalnya. Berteman atau bergaul pun begitu, memilih-milih dari mana asalnya dan apa kedudukannya, maka tidak akan ada pertemanan dengan budak. Sedangkan setelah Islam ada, semua orang adalah sama dimata Allah yang berbeda hanya derajat keimanannya. Maka akan terlihat petinggi, orang kaya, orang terpandang bergaul, duduk bersama dan beribadah dengan budaknya.

Sesuai dengan firman Allah S. Asy-Syura’,

“Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat, dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang-orang yang beriman.”

Maka Nabi Muhammad SAW memanggil orang-orang dari Bani Hasyim, kelompok/kaumnya untuk berkumpul dan beliau menjelaskan tentang agama Islam. Seperti yang sudah disebutkan, nabi Muhammad dikenal sebagai orang yang jujur dan berkata benar, Abu Thalib meyakinkan akan hal itu dihadapan semua orang dari Bani Hasyim. Beliau meminta agar semua orang yang telah mendengarnya membuat keputusan sendiri untuk memeluk Islam, karena sesungguhnya tidak ada paksaan bagi siapapun untuk memeluk agama Islam. Lalu Abu Lahab berbicara lantang dihadapan semua orang bahwa dia akan menjadi orang yang paling menentang agama Islam biarpun Nabi Muhammad SAW adalah keponakannya. Dan dia malah mengatakan bahwa apa yang dikatakan Nabi adalah sihir.

Sementara di tempat lain, Umar ra berpikir tentang kenabian ini akan berdampak kepada seluruh negara Arab yang telah mempercayakan mereka sebagai kaum yang menjaga Ka’bah. Beliau berpikir tindakan nabi ini akan memecah kaum Quraisy.

Ada yang menarik dari episode ini, ketika Amr Bin Ash, Khalid Bin Walid, Safwan bin Umayyah, Ikrimah dan Umair bermain judi di depan ruang pertemuan petinggi Quraisy berkumpul untuk membahas tentang Nabi Muhammad. Di ceritakan Khalid bertaruh 2 unta dengan Safwan yang dikenal sebagai anak gurun yang dermawan. Safwan ragu dengan taruhan Khalid, karena 2 unta dinilai terlalu banyak, padahal setiap malam Safwan selalu menyembelih unta sebagai hidangan makanan dan dibagikannya kepada orang-orang. Dan kali itu, Safwan kalah, dia berkata, demi berhala, apa balasanku aku memotong unta dan meberikan makan orang-orang setiap hari padahal aku selalu mengitari berhala dan berdoa. Khalid pun menjawab, mungkin ketika berdoa suaramu kurang lantang. Dan Amr menambahkan, atau kamu tidak mengorbankan unta yang terbaik. Lalu mereka semua tertawa.

*jika kalian menonton episode ini, melihat Ali ra kecil menggandeng kakek tua yang buta, beliau adalah Waraqah, penasihat dan pembantu Khadijah. Dan orang tua yang berkata (kurang lebih seperti ini), “Nantinya kota ini (Mekah) akan hanya diinjaki oleh orang-orang muslim”. Beliau adalah Zaid (ayah dari Said bin Zaid ipar Umar ra).

#Kataku

Kita harus bersyukur sebagai pemeluk agama Islam yang bukan berada di zaman Nabi. Bayangkan solat harus mengumpat-umpat, diatas bukit, belum lagi tiap hari pasti dapat hujatan, makian dari orang-orang yang menantang. Dan bersyukur dilahirkan dari keluarga yang sudah Islam maka kita tinggal menuruti apa yang difirmankan Allah. Tetapi enak juga menjadi orang Islam di zaman Rasul karena benar-benar merasakan Islam, buktinya hati langsung bergetar dan yakin bahwa Islam agama yang benar setelah dibacakannya firman Allah dalam Al-Quran.

Kisah Safwan tentang doanya yang tidak pernah dibalas berhala juga bisa diambil hikmah. Pakai logika saja, patung berasal dari tanah liat/semen/ apapun bahannya yang dibuat oleh manusia, tidak bernyawa, tidak pula dapat mengambil nyawa, jadi bagaimana bisa sesuatu yang diciptakan oleh manusia sendiri memberikan manfaat sedangkan dia tidak bisa melakukan apa-apa, benda mati.

Aku bukan ahli agama, jadi tulisanku ini menjadi pengingat juga bagi diriku pribadi. Semoga penceritaan kembali tentang serial Omar episode 2 ini bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar