Abu jahal bin hisyam |
Abu Jahal nama
lengkapnya adalah Abu Jahal bin Hisyam. Orang Quraisy biasa memanggilnya
Abul Hakam. Ia termasuk orang yang terpandang di kalangan kabilah
Quraisy. Dia adalah orang kafir Quraisy yang selalu menghalang-halangi dan memusuhi Nabi
Muhammad SAW. Ejekan dan hinaan sering sekali dilontarkan dari
mulutnya, menganggap Nabi gila “Hai Muhammad, apalagi yang hendak kau
katakan hari ini?” suara Abu jahal dengan nada mengejek. “Ada berita
penting yang harus kusampaikan,”Jawab Nabi, tenang.
“Apa itu?”
“Semalam aku telah isra’ ke Baitul Maqdis,”
“Haa…ha…gila. Kaumku! Kemarilah kalian semua! Ada berita penting dari Muhammad!” Abu Jahal memanggil orang-orag kafir Quraisy sambil terbahak-bahak.
Dalam waktu singkat penduduk mengelilingi Nabi.
“Ada apa lagi ini?” Tanya orang-orang Quraisy kasak kusuk.
“Muhammad selalu membuat ulah yang aneh-aneh, “kata kaum kafir Quraisy.
Tidak lama kemudian Nabi Muhammad SAW bercerita tentang pertemuannya dengan para Nabi. Mereka bahkan melakukan shalat berjamaah.
“Kalau kau memang bertemu para Nabi, bagaimana penampilan mereka itu? tanya Abu Jahal dengan berlagak menyelidik.
“Nabi Isa bertubuh
sedang, tidak jangkung dan tidak pendek, warna kulitnya kemerahan.
Kalau Nabi Musa bertubuh kekar dan jangkung. Kulitnya agak kehitaman.
Sedangkan Nabi Ibrahim lebih mirip diriku, “kata Rasullullah SAW.
“Ah
cerita seperti itu bisa dikarang! Siapa yang bisa meyakinkan kebenaran
omongannya?”orang-orang Quraisy tetap tidak puas. Mereka lupa bahwa
sejak kecil sampai dewasa (berusia 40 tahun) Rasulullah tidak sekalipun pernah berbohong.
“Bagaimana
kami bisa percaya pada kata-katamu? Perjalanan yang begitu jauh engkau
tempuh dalam waktu semalam saja?” Tanya seorang pemuka Quraisy.
Akhirnya
Nabi bercerita lagi mengenai pertemuannya dengan beberapa kafilah yang
sedang menuju Makah. Mereka baru akan tiba sore itu. Nabi menggambarkan
ciri-ciri kafilah tadi dengan menjelaskan warna unta yang paling depan
beserta bawaannya dan Nabi memberikan petunjuk arah pada kafilah yang
tersesat.
Orang-orang
kafir Quraisy segera pergi dan mencari kafilah yang diceritakan Nabi
tadi ternyata keterangan Nabi benar. Meskipun demikian, kaum kafir yang
sesat itu masih tidak mempercayai mukjizat yang diterima Rasulullah.
Mereka tetap tidak mau beriman.
Abu Jahal Ingin membunuh Rasulullah SAW
Para petinggi
Quraisy ingin berunding dengan Rasulullah SAW. Tatkala Rasulullah SAW
berlalu, Abu Jahal dengan sombongnya berkata kepada kaum Quraisy, Wahai
kaum Quraisy! Sesungguhnya Muhammad sebagaimana yang telah kalian
saksikan, hanya ingin mencela agama nenek moyang kita, menuduh kita
menyimpang dari kebenaran serta mencaci tuhan-tuhan kita. Sungguh aku
berjanjiatas nama Allah untuk duduk di dekatnya dengan membawa batu
besar yang mampu aku angkat dan aku hempaskan ke atas kepalanya saat dia
sedang sujud dalam shalatnya. Maka setelah itu, kalian hanya memiliki dua pilihan; menyerahkanku atau melindungiku. Dan setelah itu, Silakan Bani ‘Abdi Manaf berbuat apa saja yang mereka mau.”
Mereka menjawab, Demi Allah, “Demi Allah! Sekali-kali Kami tidak akan menyerahkanmu. Lakukan apa yang engkau inginkan.”
Pagi
harinya, Abu Jahal benar-benar mengambil batu besar sebagamana yang ia
katakan, kemudian duduk sambil menunggu Rasulullah SAW, tak berapa lama,
Rasulullah dating sebagaimana biasa. Lalu beliau melakukan shalat
sedangkan kaum Quraisy juga sudah datang dan duduk ditempat mereka
berkumpul sambil menunggu yang akan dilakukan oleh Abu Jahal. Rasul saat
sujud, Abu jahal mengangkat batu besar kemudian berjalan menuju kearah
nabi hingga jaraknya dekat. Akan tetapi anehnya ia berbalik mundur,
wajahnya pucat pasi ketakutan. Tangannya sudah
tidak bisa menahan beratnya batu hingga dia melemparkannya. Menyaksikan
hal seperti itu, para pemuka Quraisy bergegas menyongsong dan
bertanya”Ada apa denganmu, wahai Abu Jahal.”
“Aku
telah berdiri menuju kearahnya untuk melakukan yang telah ku katakan
semalam, namun ketika aku mendekatinya seakan ada onta jantan yang
menghalangiku. Aku belum pernah melihat onta jantan yang lebih
menakutkan darinya, baik rupanya, lehernya ataupun taringnya. Binatang
itu ingin memangsaku”, Kata Abu Jahal.
Walaupun
demikian Abu Jahal tidak ada sadarnya pada saat parlemen “Darun Nadwah”
mengadakan sidang istimewa, Abu Jahal mewakili kabilah Bani Makhzum.
Sidang
parlemen ini menyepakati terhadap keputusan keji untuk membunuh Nabi
Muhammad SAW . Usulan keji itu berasal dari penjahat kelas kakap Makah yaitu bernama Abu Jahal dengan
usulan bahwa setiap kabilah harus memilih seorang pemuda yang gagah dan
bernasab baik sebagai perantara, kemudian masing-masing diberikannya
pedang yang tajam, lalu mereka arahkan untuk menebas secara serentak
seakan tebasan satu orang untuk kemudian membunuhnya. Dengan begitu akan
terbebas dari ancamannya. Berarti darahnya telah ditumpahkan oleh semua
kabilah.
Tatkala
keputusan keji itu akan dilaksanakan turunlah Malaikat Jibril untuk
memberitahukan perihal persekongkolan Kaum Quraisy. Atas izin Allah SWT
Nabi Muhammad SAW berhijrah meninggalkan Makah.
Abu
Jahal dengan penuh keangkuhan dan kesombongan yakin betul akan berhasil
membunuh Nabi seraya berkata pada rekannya Jika kalian tidak
melakukannya , maka dia akan menyembelih kalian. Sekalipun persiapan
yang dilakukan orang Quraisy untuk melaksanakan rencana keji sedemikian
rapinya namun mereka mengalami kegagalan.
Abu
Jahal gagal menangkap nabi lantas melabrak menyatroni Rumah Abu Bakar
dan keluarlah Asma binti Abu Bakar. Abu Jahal yang terkenal dengan
perangainya yang buruk menampar pipi Ama dengan sebuah tamparan yang
menyebabkan anting-antingnya jatuh.
Singkat
cerita dengan sisa-sisa kecongkakan dan keangkuhannya dia berusaha
untuk tegar dan semangat. Abu Jahal yang suka mencaci maki Rasulullah
SAW itu diserang oleh dua pemuda secara serentak pada saat perang Badar
dengan pedangnya hingga dapat membunuhnya. Dua pemuda tersebut bernama
Muadz bin Amr Al-Jamuh dan Mu’awwid bin Afra.
DIBAWAH INI ADALAH PERILAKUNYA YANG TIDAK TERPUJI
Abu jahal adalah seorang yang mempunyai perilaku buruk
yaitu berupa sifat dengki. Dengki atau iri hati adalah sifat dan sikap
tidak senang dengan kenikmatan yang diperoleh orang lain dan berusaha
untuk menghilangkan kenikmatan itu dari orang lain yang memilikinya.
Menurut
kamus besar bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka dengki adalah
menaruh perasaan marah (benci, tidak suka) karena iri yang amat sangat kepada keberuntungan orang lain.
Dengki
seperti yang telah dilakukan oleh Abu Jahal adalah sangat
terlarang dalam agama Islam, karena dengki itu akan mengakibatkan
malapetaka dan kehancuran bagi yang dengki itu sendiri maupun kepada
orang lain.
Orang
yang dengki seperti Abu Lahab dan Abu Jahal ini akan selalu membuat
rencana yang tidak baik terhadap orang yang didengkinya, perasaannya
akan selalu resah dan gelisah yang mendalam karena keberhasilan orang
lain, sehingga ia berusaha sekuat tenaga, daya dan upaya untuk
merebutnya.
Perilaku dengki dan Abu Jahal dalam sejarah yaitu seperti menghasud,
memfitnah, menghalang-halangi perjuangan, menolak dan menyanggah
kebenaran, menghina, merendahkan, membanggakan harta, pangkat dan
ketenaran, menjerumuskan, memusuhi, menjebak dan bahkan ingin
membunuhnya.
Sifat dengki, bukanlah sifatnya orang yang beriman, tetapi sifat ini adalah sifat Iblis. Orang
yang dengki akan mendapat dosa yang besar dari Allah SWT. Islam
mengajarkan untuk saling tolong-menolong. Kita harus menjaga
persaudaraan, saling membantu dan saling nasehat-menasehati dalam
kebenaran dan menetapi kesabaran.
Firman Allah SWT
Artinya:…Tolong-menolonglah
kamu dalam kebaikan dan takwa, dan janganlah kamu tolong-menolong dalam
berbuat dosa dan pelanggaran. (Q.S Al Maidah (5): 2)
Artinya: …Dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran Q.S Al Ashr (103):3)
Oleh
karena itu kita harus bisa menghindari perilaku dengki seperti yang
telah dilakukan oleh Abu Jahal karena kedua orang tersebut
adalah orang yang paling jahat dan jelek sekali moralnya, seakan-akan
tidak ada lagi kebaikannya, hatinya tidak terbuka sedikitpun untuk
menerima kebenaran. Makanya kita sebagai muslim jangan sampai mengikuti
perilakunya. Kita harus berdaya upaya untuk menghindari perilaku dengki
agar dapat selamat di dunia dan di akherat kelak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar