Kamis, 23 Juli 2015

Kisah Atika bint Zayd

Atikah adalah seorang wanita cantik rupawan dan seorang gadis dari keluarga sangat kaya raya. Atikah adalah seorang puteri Zaid bin Amr, salah seorang yang telah menghina berhala-berhala kaum quraisy pada zaman jahiliyyah, seseorang yang belum sempat bertemu Nabi Muhammad SAW, tetapi hatinya telah menanti dan mencintai beliau, hingga Rasul pun melihatnya sedang di syurga. Keluarganya pun dirahmati Allah, saudara Atikah, Said bin Zaid disebutkan Rasul sebagai ahli syurga di depan para sahabat dan isterinya Said, adalah Fatimah bin Khattab, adik Umar bin Khattab yang menyebabkan Umar masuk Islam. Subhanallah.. semoga karunia Allah dicurahkan bagi keluarga ini...

Dengan mewarisi cara berfikir ayahnya dan akhlak-akhlak mulia, ‘Atikah binti Zaid tumbuh menjadi besar. Ia telah mewarisi kefasihan, kemampuan bersyair, kelembutan perasaan, ketajaman hati, kesucian jiwa untuk beriman dari ayahnya. Karena ketika Islam mulai memancarkan cahayanya di Makkah, ‘Atikah mempercayainya. Kemudian, beliau memeluk Islam dan berbai’at kepada Rasulullah. Ketika perintah berhijrah datang, ia ikut keluar berhijrah. Syairnya banyak berkisar menggalakkan Muslimin berjuang, terutama memberi semangat kepada suaminya yang keluar berperang. ALLAHU AKBAR!

Atikah menikah dengan Abdullah, anak dari Abu Bakar Ash Shiddiq. Abdullah sangat memuliakan, menghormati dan menjaganya. Terlena dengan kecantikan dan cintanya kepada Atikah, Abdullah melalaikan tanggungjawabnya kepada Allah. Masjid tidak lagi dikunjungi tiap kali waktu shalat, meninggalkan shalat berjamaah yang sebelumnya sering dilakukannya, meninggalkan peperangan dan perniagaan.

Pada suatu hari, Abu Bakar lewat di depan rumah Abdullah untuk pergi bersama-sama shalat di masjid. Namun apabila terlihat olehnya anaknya sedang bermesraan dengan istrinya dengan lembut dan romantis, Abu Bakar membatalkan niatnya dan meneruskan perjalanan ke masjid. Setelah selesai menunaikan shalat, Abu Bakar sekali lagi melalui jalan di rumah anaknya . Alangkah kesalnya Abu Bakar apabila beliau mendapati anaknya masih bersenda gurau dengan istrinya sebagaimana sebelum menunaikan shalat dimasjid. Kemudian Abu Bakar segera memanggil Abdullah. Dia Bertanya
” Wahai Abdullah, apakah kamu shalat berjamaah?”
Tanpa berhujjah panjang Abu Bakar berkata,
” Wahai Abdullah, Atikah telah melalaikan kamu dari kehidupan dan pandangan hidup, malah dia juga telah melupakan kamu dari shalat fardhu, ceraikanlah dia!”.
Demikianlah perintah Abu Bakar kepada Abdullah. Suatu perintah ketika mendapati anaknya melalaikan hak Allah. Ketika beliau melihat Abdullah terpesona keindahan dunia sehingga menyebabkan semangat juangnya luntur. Tanpa membuat dalih, Abdullah mengikuti perintah ayahandanya dan menceraikan istri yang cantik dan dicintainya. Subhanallah!

Perceraian ini membuat Abdullah sakit. Lalu dia merangkum sebuah syair untuk Atikah. Kemudian Abu Bakar pun menyuruhnya untuk rujuk kembali. Atikah dan Abdullah pun belajar dari kesilapan lalu, supaya tidak meletakkan cinta antara mereka melebihi cinta kepada Allah. Tatkala mereka sudah rujuk, Abdullah menghadiahkan sebidang tanah (kebun) dengan syarat agar Atikah tidak menikah lagi dengan orang lain jika Abdullah telah meninggal.

Abdullah sendiri adalah sahabat yang paling berjasa dalam hijrah Rasulullah ke Madinah. Ia lah orang yg memberikan kabar tentang kaum musyrikin Mekah kepada nabi dan beliau juga akhirnya wafat dalam medan juang, syahid selepas Perang Tha'if, semoga Allah merahmatinya.

Banyak sahabat meminang Atikah tapi semua ditolaknya karena janjinya kepada Abdullah. Maka ketika Umar bin Al-Khattab melamarnya, Atikah menceritakan masalah kebun itu dan syarat dari Abdullah. Umar menyuruhnya agar meminta fatwa kepada Ali bin Abu Thalib.

Ali berkata : ”Kembalikan kebun itu kepada keluarga Abdullah, sesudah itu menikahlah lagi.”
Maka Atikah menikah dengan Umar. Umar Al-Khattab syahid ditikam seorang Majusi bernama Lu’lu’ ketika sholat. Setelah Umar meninggal dunia dan habis massa iddahnya, dia menikah lagi dengan Zubair Bin Awwam. Az-Zubair meninggal dunia, syahid setelah dibunuh secara zalim dalam Perang Jamal di Wadi siba’. Setelah itu, Atikah dilamar oleh Ali bin Abu Thalib. Kemudian Ali mengatakan : ”Siapakah yang menyukai mati syahid di masa mendatang, maka hendaklah di menikah dengan Atikah” karena memang semua suaminya meninggal dalam keadaan terbunuh. Atikah meminta Ali tidak berperang jika ingin menjadi suaminya. Akhirnya Ali pun urung dan digantikan oleh anaknya Husain. Saat itu, Atikah sudah berusia 50 tahun. Kemudian dia dinikahi Husain bin Ali, dan suaminya ini juga meninggal. Ketika Al-Husain terbunuh, Atikahlah yang pertama kali mengangkat pipinya dari tanah dan membersihkannya. Sesudah itu Atikah hidup menjanda.

Abdullah bin Umar berkata : “Barangsiapa yang menghendaki mati syahid hendaklah mereka menikah dengan Atikah”. Dan Atikah kemudian meninggal dunia pada sekitar tahun 40 hijriah.

Sungguh tak terbayang kecantikan akhlak dan jiwanya sehingga seorang Husain yang masih muda pun menikahinya. Namun, lagi-lagi Atikah diberi karunia Allah, karena Husain pun terbunuh dalam syahid.
Subhanallah, kisah Atikah, seorang muslimah shalihah yang dikaruniai Allah suami para syahid..
Betapa mulia Akhlaknya hingga Allah menghadiahkannya seindah itu..

Renungilah kisah srikandi ‘Atikah binti Zaid ini yang terkenal sebagai wanita yang ahli ibadah dan kuat akalnya, sebagai pedoman dan pengajaran dalam hidupmu!

1 komentar:

  1. Sayyid Husain bin Ali ra. syahid tahun 680 M. Dihitung dari terjadinya Hijrah ke Madinah (622 M), wafat Sayyid Husain adalah sekitar tahun 59 H.
    Dengan demikian Sayyidah Atiqah ra. lebih dulu meninggal dibandingkan Sayyid Husain ra.
    Wallahu a'lam.

    BalasHapus